Nak Bali dan Pariwisatanya yang Terkenal di seluruh Dunia


                           
Swastyastu sareng sami.... (Swastyastu semuanya...)
Kenken kabare? (Bagaimana kabarnya?) 
Becik becik nggih? (Baik baik kan?) 
                                                                                                                                                                            Hello everybody! Meet again with me in this blog :) (ciahhh… bahasanya). Engken (Bagaimana) ngerti nggak? Kalau di translate ke Bahasa Indonesia artinya “bertemu lagi bersama saya di blog ini”. Gimana, gaul nggak? Di zaman globalisasi, kita dituntut untuk bisa berbahasa asing seperti Inggris dan Mandarin, walaupun kita tidak boleh melupakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional kita. Kali ini, saya akan membahas Nak  Bali dan Pariwisatanya yang Terkenal di Seluruh Dunia. Pulau Bali dinobatkan sebagai destinasi terbaik di dunia. Penghargaan ini diberikan oleh TripAdvisor lewat Travellers' Choice Awards 2017. 

                 Mengutip situs resmi TripAdvisor, Kamis (13/4/2017), Bali menduduki peringkat pertama dari 25 destinasi terbaik di dunia. Mengalahkan destinasi-destinasi di Eropa, Amerika, sampai Timur Tengah (baca selengkapnya di

Sunset di Pantai Kuta yang indah.

                  Wow! Luar biasa bukan? Dalam mencapai hal ini tentu diperlukan perjuangan keras dari semua pihak. Baik pemerintah maupun masyarakat Bali (Nak Bali). Nak Bali dengan tatanan nilai tradisionalnya tidak dapat menghindarkan diri harus berhadapan dengan nilai-nilai kebaruan dalam tatanan ekonomi global dan konteks pariwisata. Mempertentangkan nilai tradisional dengan modernisasi dan globalisasi dalam konteks pariwisata adalah suatu wacana yang kontraproduktif. Mengingat keduanya harus dilihat sebagai kekuatan yang saling melengkapi karena dua nilai yang paradoks bukan berarti tidak mungkin dibuat harmoni. Modernisasi dan globalisasi dalam konteks pariwisata, pertama-tama haruslah dihadapi dengan sikap kritis dengan melakukan reinterpretasi terhadap nilai tradisional yang kurang relevan dan fungsional.
                                                      
               Oleh karena itu pengenalan terhadap nilai baru dengan budaya deferensial memerlukan tindakan strategis dalam menginterpretasi dan memahami serta mereposisi nilai tradisi Bali agar dapat menciptakan harmoni peradaban. Dengan demikian tradisi Bali sebagai kesatuan komitmen yang berlaku pada zamannya, bukan sesuatu yang bebas konflik dan tidak mengalami perubahan, melainkan sistem nilai budaya yang aktif dan dinamis terlibat dalam pergulatan tatanan nilai global sejalan dengan kebutuhan orang Bali yang berkembang setiap saat. Pada kenyataannya, berbagai kebutuhan baru muncul inheren dalam perkembangan pengetahuan masyarakat sebagai sesuatu yang harus dipenuhi. Kebutuhan baru itu dalam perjalanannya sebagian telah diadaptasi dan diakomodasi serta dijadikan acuan bersama dan di dalamnya terdapat komitmen moral yang semula dirumuskan dan dimaksudkan untuk tujuan baik. Baik, hanya itu saja yang dapat saya sampaikan. Sampai jumpa di postingan yang selanjutnya :). Dan Suskma (Terima Kasih).



Sumber:

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer