Tingginya Toleransi Nak Bali


Swastyastu sareng sami.... (Swastyastu semuanya...)
Kenken kabare? (Bagaimana kabarnya?) 
Becik becik nggih? (Baik baik kan?) 




Berjumpa lagi bersama saya :) .  Kali ini kita akan membahas mengenai toleransi  Nak Bali  terhadap orang lain yang berkunjung ke Bali. Dalam KBBI, toleransi berarti sifat atau sikap toleran: dua kelompok yg berbeda kebudayaan itu saling berhubungan dng penuh. Nah, mengapa toleransi  Nak Bali begitu tinggi? Melihat dari berbagai di media massa seperti Koran dan televisi, ada beberapa media massa terkenal yang mengangkat berita mengenai toleransi  Nak Bali  dalam hal keagamaan, misalnya. Seperti contohnya berita online Okezone. Dalam salah satu artikelnya menyatakan  Bertepatan dengan Nyepi, hari ini umat Islam di Bali juga melaksanakan salat sunah gerhana matahari. Kedua momen religi yang bertepatan tersebut dapat berjalan lancar.

Hal ini menandakan toleransi umat beragama di Bali sangat tinggi.’(selengkapnya dapat dibaca di https://news.okezone.com/read/2016/03/09/340/1331647/toleransi-umat-beragama-di-bali-sangat-tinggi ).


Contoh toleransi umat beragama di Bali

Nah, itu merupakan contoh kecil toleransi antar umat beragama di Bali. Kami sebagai Nak Bali   sangat menjunjung tinggi toleransi, mengapa demikian? Karena sejak kecil kami diajarkan menghargai sesama manusia alam konsep Tri Hita Karana dan Tat Twam Asi. Konsep Tri Hita Karana berarti tiga penyebab keharmonisan yakni : keharmonisan hubungan antara manusia dengan Hyang Widi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa), keharmonisan hubungan antara sesama Umat manusia dan keharmonisan hubungan antara Umat manusia dengan alam lingkungan .

Sedangkan pengertian dari pada Tat Twam Asi yakni engkau adalah aku dan aku adalah engkau. Kedua ajaran tersebut yang menjadi konsep untuk mewujudkan keharmonisan dan kerukunan bukan hanya diketahui dan dipahami melainkan yang terpenting adalah diamalkan dengan sebaik mungkin di masyarakat sehingga suasana yang menjadi dambaan bersama dapat di rasakan. Jaid, dapat disimpulkan bahwa kami Nak Bali memiliki toleransi yang begitu tinggi karena, kami sejak kecil telah diajarkan dengan konsep Tri Hita Karana an Tat Twam Asi yang pada intinya mengajarkan bahwa kita tidak dapat hidup tanpa manusia lain. Sekiranya cukup demikian. Akhir kata, mari kita secara bersama sama introspeksi diri agar tidak terpecah belah antar umat beragama di Indonesia. Hanya itu saja yang dapat saya sampaikan. Sampai jumpa di postingan yang selanjutnya :). Dan Suskma (Terima Kasih).

Sumber:


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer